Tak Perlu Panik, Ini 3 Cara Mencegah Infeksi Mycoplasma Pneumonia
Daftar Isi
- Cara mencegah pneumonia Mycoplasma
- 1. Praktik perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
- 2. Imunisasi lengkap
- 3. Penggunaan antibiotik secara bijak
Para ahli menyarankan agar masyarakat tidak panik merespons ramai infeksi Mycoplasma pneumoniae. Masyarakat tetap diimbau untuk melakukan cara mencegah infeksi Mycoplasma berikut ini.
Bakteri Mycoplasma pneumoniaekini tengah jadi sorotan. Kasusnya bermula dari wabah pneumonia pada anak di China yang diduga disebabkan oleh bakteri tersebut.
Kini, Indonesia juga telah mencatat tiga kasus Mycoplasma pneumoniae. Ketiganya merupakan pasien anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau lihat di literatur, ini [bakteri] sudah ada sejak 1930-an. Ini enggak jadi perhatian sebab pengamatan dari tahun ke tahun gejalanya ringan, enggak perlu rawat inap, rawat jalan saja," kata dokter spesialis paru-konsultan di RSUP Persahabatan Erlina Burhan dalam konferensi pers virtual bersama Kementerian Kesehatan, Rabu (6/12).
Hal yang hampir serupa juga diungkapkan oleh dokter spesialis anak-konsultan RS Cipto Mangunkusumo Nastiti Kaswandani. Ia menyebut bahwa tingkat keparahan Mycoplasma jauh lebih rendah jika dibandingkan pneumonia umumnya yang disebabkan bakteri Pneumococcus dan Covid-19.
Pasien pneumonia pada umumnya menjalani rawat inap. Namun, kasus pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma biasanya dapat membaik hanya dengan rawat jalan.
"Anaknya sakit, tapi dia jalan-jalan, aktivitas seperti biasa, enggak seperti pneumonia khas yang anaknya diinfus, pakai oksigen," imbuh Nastiti dalam kesempatan serupa.
Cara mencegah pneumonia Mycoplasma
Para ahli mengimbau beberapa langkah pencegahan penyakit infeksi termasuk pneumonia Mycoplasma.
Berikut beberapa cara mencegah Mycoplasma pneumoniae.
1. Praktik perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
![]() |
PHBS termasuk di antaranya memakai masker terutama saat sakit dan berada di tempat ramai dalam waktu lama. Tempat ramai ini misalnya sekolah, tempat kerja, dan transportasi publik.
Selain itu, cuci tangan dengan air dan sabun, menjaga ventilasi udara dalam ruangan tetap baik, dan menghindari asap rokok.
2. Imunisasi lengkap
Anak-anak harus mendapat imunisasi lengkap sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
3. Penggunaan antibiotik secara bijak
Bakteri dapat ditangani dengan antibiotik. Namun, bukan berarti antibiotik bisa dikonsumsi secara bebas. Penggunaan antibiotik harus sesuai resep dokter.
Pasalnya, bakteri juga rentan mengenai orang dengan resistensi antibiotik. Kondisi ini hanya bisa mempersulit proses penyembuhan.
(els/asr)(责任编辑:综合)
- 7 Makanan Murah Meriah yang Bagus buat Ginjal
- Melesat, Indonesia Tempati Urutan ke
- Selebgram Meninggal Usai Operasi Sedot Lemak, Kenali Risikonya
- Kamis Manis! IHSG Nanjak 0,47% ke 7.102 pada Awal Perdagangan Hari Ini
- Ayo ke Monas, Ada Tontonan Menarik Sambut HUT RI Ke 74
- Pramugari Berjam
- Minum Air Hangat Bisa Menghancurkan Lemak Perut, Benarkah?
- Jangan Panik, Cara Ampuh Atasi Cedera Usai Mengikuti Ajang Maraton
- Paspor Indonesia Kalah Kuat dari Timor Leste, Ini Penyebabnya
- Alasan Mengejutkan Film Vina Sebelum 7 Hari Diadukan ke Bareskrim, Bawa
- Perhatikan 4 Hal Ini Sebelum Prosedur Sedot Lemak
- KPK Menetapkan 9 Tersangka Dalam Kasus Pengerukan Alur Pelayaran di Sejumlah Pelabuhan
- Bukan Cuma Salmon, Ini 7 Ikan yang Mengandung Omega 3
- Selebgram Meninggal Usai Operasi Sedot Lemak, Kenali Risikonya
- FOTO: Biara Tertua di Gaza, Warisan Dunia UNESCO yang Terancam Hancur
- FOTO: Prosesi Terima Tamu Rambu Solo di Toraja
- Soal Formula E, Pentolan PDIP Ini Sejalan dengan Anies
- FOTO: Prosesi Terima Tamu Rambu Solo di Toraja
- Anggota DPR Fraksi Nasdem Ujang Iskandar Ditangkap Tim Tabur Kejagung Sepulang Oplas di Vietnam
- Prabowo Subianto Tegaskan Sukses Pembangunan Ekonomi Bergantung Iklim Usaha Dalam Negeri