Kunjungan Anies ke Jepang Nggak Jelas dan Sulit Diterima Akal, Gilbert PDIP: Apakah Kamuflase Jalan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melaksanakan kunjungan kerja ke Jepang sejak Selasa (9/8/2022). Hal ini mendapat tanggapan sinis dari Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak.
"Itu lawatan yang tidak jelas, apa pun yang disepakati, akan dikerjakan gubernur berikutnya," kata Gilbert, Minggu (14/8/2022).
Baca Juga: Anies Dipastikan Tak Pilih JIS sebagai Tempat Upacara Peringatan Kemerdekaan RI Ke-77, Ini Kata Pejabat Pemprov DKI
Tak hanya itu, apapun hasil kunjungan Anies ke Jepang disebut Gilbert belum tentu dikerjakan. Terlebih, saat Anies dinilainya lemah dalam hal manajemen pemerintahan.
"Dari hal yang bukan prioritas, tapi malah dikerjakan sisa kurang dari dua bulan menjabat," katanya.
Gilbert menuturkan, hal itu juga tercermin dari program sumur resapan yang digembor-gemborkan hingga jelang akhir masa jabatannya. Aral melintang, program penanggulangan naturalisasinya dinilai gagal.
"Ini menjadi pertanyaan, lawatan ini apakah kamuflase untuk jalan-jalan biaya negara? Kok sulit diterima akal?" tanya dia.
Baca Juga: Anies Bertemu Gubernur Tokyo, Apa Saja ya Yang Dibahas?
Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertandang ke Jepang menemui Gubernur Tokyo Yuriko Koike. Dua Gubernur itu, membicarakan lebih lanjut terkait potensi kerja sama beberapa bidang, termasuk transportasi publik ramah lingkungan.
Dalam akun instagramnya, Anies mengatakan, ada banyak hal lain yang menjadi pembahasan. "Terutama usaha kebangkitan pascapandemi, kerja sama membangun kota tahan bencana, dan kerjasama di bidang transportasi publik ramah lingkungan," kata Anies dikutip dari akun instagramnya.
Dalam unggahannya pula, Anies menyinggung Tokyo sebagai salah satu sister citiesJakarta yang lama berhubungan.
(责任编辑:休闲)
- Diduga Oplos Tabung Gas, Oknum Honorer di Tangsel Diamankan Ditkrimsus
- Dewan Sengketa Indonesia, Gelar Indonesia Dispute Board Forum 2022, Perkenalkan 23 Layanan Baru
- Haris Azhar dan Fatia Ditetapkan Tersangka, PRIMA: Luhut Harusnya Klarifikasi, Bukan Kriminalisasi!
- Baygon, Obat Serangga dari Jerman yang Melegenda di Indonesia
- Anies Baswedan Akui Perkotaan Jadi Tempat Permasalahan Dunia Terjadi
- Sejarah Kerupuk di Nusantara, Dibuktikan dalam Naskah Kuno
- Hakim Agung Gazalba Saleh Ditahan KPK Kasus Suap, KY Segera Periksa Pelanggaran Etik
- Uni Eropa Makin Dekat Hadirkan Dana Pertahanan, Jumlahnya Capai €150 M
- MA Ringankan Hukuman Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Begini Tanggapan Kuasa Hukumnya!
- Heru Minta Jangan Salah Paham dengan Pengangkatan Marullah Matali Jadi Deputi Gubernur
- Bisa Turunkan BB, Bolehkah Minum Lebih dari 3 Gelas Kopi per Hari?
- Metaplanet Serok Bitcoin, Total Kepemilikan Tembus 7.800 BTC
- 28 Saksi Terkait Investasi Bodong Doni Salmanan Telah Diperiksa Polisi
- Dibuang Ortunya, Bayi Perempuan di Cengkareng Ditemukan Abang Ojol Sudah Dikerumuni Semut
- 'Pak Polisi Tuh Diketawain Sama Tersangka yang Kemarin Belaga Lemes Pakai Kursi Roda'
- Terungkapnya Asal 3 Korban Kecelakaan Cikampek, Polisi: Mereka Satu Keluarga
- Termasuk Rusun Terprogram, Pemprov DKI: Seharusnya Kampung Susun Bayam Bisa Segera Dihuni
- Hari Raya Nyepi, Rutan Tangerang Beri Remisi Khusus Pada 1 Warga Binaan Beragama Hindu
- Asal Sindikat Judi Online di Indonesia Dibongkar Kominfo: Kebanyakan Dari Kawasan ASEAN
- Jadi Korban Penipuan Polisi Gadungan, Pensiunan 69 Tahun Kehilangan Tabungannya Rp108 Juta